Sifat-Sifat Dasar Dakwah
Dalam
dialog internasional tentang Dakwah Islam dan Misi Kristen pada tahun 1976,
Ismail Raji Al-Faruqi dari Universitas Temple Philadelphia, USA, merumuskan
sifat-sifat dasar dakwah sebagai berikut:
a.Dakwah
bersifat persuasif, bukan koersif
b.Dakwah
ditujukan kepada pemeluk Islam dan non-Islam
c.Dakwah
adalah anamnesis, yakni berupa mengembalikan fitrah manusia
d.Dakwah
adalah rational intelection, dakwah bersifat rasional.
e.Dakwah
adalah rationally necessary, dakwah bersifat kebutuhan.
Fungsi Dakwah:
a.
Dengan dakwah umat Islam dapat menjadi saudara.
b.Dakwah
Islam mutlak diperlukan agar Islam menjadi penyejuk bagi kehidupan manusia
c.
Melalui dakwah, Islam tersebar keseluruh penjuru dunia, jadi dakwah Islam
berfungsi sebagai tongkat estafet peradaban manusia.
d.Dakwah
berfungsi menjaga orisinalitas pesan dakwah Nabi SAW
e.
Dakwah berfungsi mencegah laknat Allah, yakni siksa untuk seluruh manusia.
3.
Faktor Hidayah dalam Sistem Dakwah
Pendapat-pendapat
para ahli tafsir mengenai pengertian hidayah ada dua yakni pertama,
hidayah sebagai petunjuk informatif, yaitu memberikan pemahaman tentang pesan
Islam. Hidayah jenis ini ditunjukkan kepada masyarakat yang masih membutuhkan
banyak informasi ajaran Islam. Kedua, hidayah sebagai petunjuk
pembinaan. Dalam hal ini masyarakat dibimbing dan digerakkan untuk menjalankan
ajaran Islam.
Lebih
rinci lagi Al-maroghi membagi hidayah Allah menjadi lima macam yaitu:
a.Hidayah
Ilham (hidayah al-Ilham)
Hidayah jenis ini terbentuk sejak kita
dilahirkan. Kita dituntut oleh Allah SWT untuk memenuhi kebutuhan pokok kita.
b.
Hidayah pancaindera (hidayah al-haws)
c.Selain
dorongan insting, kita juga dituntun oleh Allah lewat pancaindera untukmengenal
dunia.
d.
Hidayah akal (hidayah al-aql)
e.Melalui
akal kita Allah membimbing kita untuk menyelidiki aspek baik dan buruk dalam
diri.
f.
Hidayah agama dan syariat (hidayah al-adyan wa al-syara’i)
g.
Hidayah pertolongan (hidayah al-maunah wa al-taufiq)
Hidayah
ini mutlak hak milik Allah, tak satupun makhluk bisa memberikan hidayah ini.
Dengan mengetahui peranan hidayah dalam Islam kita dapat
memahami kebebasan dalam dakwah. Pendakwah bukan penentu hidayah tetapi
pendorong. Dari berbagai macam hidayah tadi dapat diketahui bahwasanya ada
keterbatasan hak dan kemampuan pendakwah untuk merubah sikap dan tingkah laku
keagamaan orang yang didakwahinya. Pendakwah hanya bertugas menyampaikan ajaran
Allah SWT
Pada
dasarnya materi dakwah Islam itu kembali apa tujuan dakwah, karena pada
dasarnya apa yang terdapat dalam materi dakwah bergantung pada tujuan dakwah
yang yang ingin dicapai. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Al-Quran,
bahwa: “Tujuan umum dakwah adalah mengajak ummat manusia (meliputi orang mukmin
maupun kafir atau musyrik) kepada jalan yang benar yang diridhai Allah
SWT, agar dapat hidup bahagia dan sejahtera didunia maupun diakhirat”.
Apa
yang disampaikan seorang da’i dalam proses dakwah (nilai-nilai dan
ajaran-ajaran islam) untuk mengajak ummat manusia kepada jalan yang diridhai
Allah, serta mengubah perilaku mad’u agar mau menerima ajaran-ajaran islam
serta memanifestasikannya, agar mendapat kebaikan dunia akhirat, itulah yang
disebut materi dakwah. Allah SWT telah memberi petunjuk tentang
materi dakwah yang harus disampaikan , untuk lebih jelasnya perlu mencermati
firman Allah SWT dalam Q.S. Ali-Imran : 104.
“Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang
beruntung. Ma’ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah;
sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.” (Qs. Al-Imran : 104)
“Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk. Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan
benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.” (Qs, An-Nahl : 125)
Dalam
ayat tersebut yang dimaksud al-Khair adalah nilai-nilai universal yang diajarkan
oleh Al-Qur’an dan Sunnah, Al-Khair menurut Rasulullah Saw sebagaimana yang
dikemukakan oleh Ibn Katsir dalam Tafsirnya adalah mengikuti Al-Qur’an dan
Sunnah Nbi Muhammad Saw, sedangkan Al-Ma’ruf adalah sesuatu yang baik menurut
pandangan umum suatu masyarakat selama sejalan dengan Al-Khair. Yang dimaksud
dengan Sabili Rabbika adalah jalan yang ditunjukkan Tuhanmu yaitu; Ajaran
Islam.
Dari
dua ayat tersebut dapat difahami bahwa materi dakwah pada garis besarnya dapat
dibagi dua :
1.
Al-Qur’an dan Hadits
2. Pokok-pokok
ajaran Islam yaitu ; aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu’amalah mencakup pendidikan,
ekonomi, social, politik, budaya dll.
Namun
secara global, materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal, yang pada
dasarnya ketiganya bersumber dari Al-Quran dan Hadits. Tiga hal itu adalah :
a.Masalah
keimanan (aqidah)
Aqidah
dalam Islam adalah bathni bersifat i’tiqad bathiniyah yang mencangkup masalah-
masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman. Masalah aqidah ini secara
garis besar ditunjukkan oleh Rasulallah SAW. Dalam sabdanya:
يمان
ان تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الأخر وتؤمن بالقدرخيره وشره. رواه
مسلمالا
Artinya: “Iman ialah engkau percaya pada Allah, Malaikat- malikatnya, kitab-
KitabNya, Rasul- rasulNya, Hari akhir dan percaya adanya ketentuan Allah yang
baik maupun yang buruk ”. Hadist riwayat Imam Muslim.
Dalam
islam, permasalahan aqidah yaitu masalah-masalah yang mencakup keyakinan yang
erat hubungannya dengan rukun iman. Dalam pembahasanya, bukan saja tertuju pada
hal-hal yang wajib diimani, akan tetapi materi dakwahnya juga menyangkut
masalah-masalah yang menjadi lawannya. Seperti syirik, ingkar terhadap
keberadaan Tuhan, dan sebagainya.
b.
Masalah keislaman (syar’iyah)
Dalam
islam, permasalahan syar’iyah erat kaitannya dengan perbuatan nyata dalam
mentaati semua peraturan/hukum Allah untuk mengatur hubungan antara manusia
dengan tuhannya serta mengatur pergaulan hidup antar sesama manusia. Hal ini
dijelaskan dalam sabda Nabi SAW:
الاسلام
ان تعبدالله ولاتشرك به شيئاوتقيم الصلاة وتؤمن الزكاة المفروضة وتصوم رمضانا.
رواه
الشيخان
“Dalam
Islam bahwasannya engkau yang menyembah kepada Allah SWT. Dan janganlah engkau
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun yang melakukan sembahyang , membayar
zakat- zakat yang wajib, berpuasa pada bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah
haji di Mekah (Baitullah). ”(H.R Bukhari Muslim)
Permasalahan
yang berhubungan dengan masalah syar’iyah bukan saja terbatas pada masaalah
ibadah kepada Allah, namun permasalahannya juga mencakup pada masalah yang
berkenaan dengan pergaulan hidup antar sesama manusia seperti masalah hukum
jual-beli, berumah tangga, warisan, dan lainnya, begitu juga dengan segala
bentuk larangan Allah, seperti mabuk, mencuri, berzina, dan sebagainya. Hal itu
juga termasuk masalah yang menjadi materi dakwah.
c.Masalah
budi pekerti (akhlaqul karimah)
Sebagai
materi dakwah, akhlak lebih tepat dikatakan pelengkap bagi keimanan dan
keislaman seseorang. Namun bukan berarti masalah akhlak tidak penting, karena
bagaimana pun juga, iman dan islam seseorang tidak akan sempurna tanpa
dibarengi dengan perwujudan akhlakul karimah.
Rasullulah
pun pernah bersabda :“Aku diutus oleh Allah SWT didunia ini hanyalah untuk
menyempurnakan Akhlak”.(Hadis sahih)
Dalam
buku yang berjudul Dakwah Aktual, mengatakan: Sirah Nabawiyah mengajarkan
kepada kita, bahwa materi pertama yang menjadi landasan utama ajaran islam,
yang disampaikan Rasullulah SAW kepada ummat manusia adalah masalah yang
berkaitan dengan pembinaan akidah salimah, keimanan yang benar, masalah
al-insan, tujuan program, status, dan tugas hidup manusia didunia, dan tujuan
akhir yang dicapainya, al-musawah, persamaan manusia dihadapan Allah SWT, dan
al-adalah, keadilan yang harus ditegakan oleh seluruh manusia dalam menata
kehidupanya.
Salah
satu nasihat spiritual Ikhwan al- Safa’ bagi perjalanan kehidupan manusia di
dunia adalah anjuran untuk mengambil suri tauladan perjalanan kehidupan para
Nabi, wali, dan orang- orang salih. Nabi dan orang- orang salih menjalin
kehidupan dunianya dengan akhlak terpuji dan perjalanan hidup seimbang. Mereka
adalah sosok yang mencapai kesempurnaan hidup. Karakter ini dapat berada
pada manuasia pada manusia apa pun posisinya. Baik sebagai iman- iman penunjuk
jalan, para dai’i pemberi petunjuk dengan hikmah dan nasihat yang baik, dan
pembela- pembela kebenaran Allah di atas dunia.
Hal
penting yang harus disadari yaitu, semua ajaran yang disampaikan itu (materi
dakwah), bukanlah semata-mata berkaitan dengan eksistensi dan wujud Allah SWT,
akan tetapi bagaimana menumbuhkan kesadaran mendalam, agar mampu mewujudkan
atau memanifestasikan aqidah, syar’iyah, dan akhlak dalam ucapan, pikiran, dan
tindakan dalam kehidupan sehari-hari.
Materi
dakwah yang telah dirinci sebelumnya, pada dasarnya bersumber kepada:
1).Al-Quran
dan Hadits
Al-Quran
dan Hadits merupakan pedoman dan sumber hukum serta sumber utama ajaran-ajaran
islam bagi ummat islam. Oleh karena, materi dakwah yang pada intinya
menyampaikan ajaran-ajaran islam tidak mungkin terlepas dari dua sumber tersebut,
jika seluruh aktivitas dakwah tidak berpegang teguh pada Al-Quran dan Hadits,
maka hal itu akan menjadi sia-sia dan bahkan dilarang oleh islam.
2).Ra’yu
Ulama (opini ulama)
Islam menganjurkan umamatnya untuk berfikir-
fikir, berijtihad menemukan hukum- hukum yang sangat operasional sebagai
tafsiran dan akwil Al- Qur’an dan hadis. Maka dari hasil pemikiran dan
penelitian para ulama ini dapat pula dijadikan sumber kedua setelah Al- Qur’an
dan Al- Hadis. Dengan kata lain penemuan baru yang tidak bertentangan dengan
Al- Qur’an dan Al- Hadis dapat pula dijadikan sebagai sumber materi dakwah



0 comments:
Post a Comment